Minggu, 04 September 2011

askep hiperadrenokortikal


                                          BAB I
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
Korteks Adrenal diperlukan bagi kehidupan. Sekresi adrenokortikal memungkinkan tubuh untuk beradaptasi terhadap segala macam stress. Tanpa korteks adrenal, keadaan stress yang berat dapat mengakibatkan kegagalan sirkulasi perifer, syok dan kematian.
Gangguan sekresi dari adrenokortikal baik insufisiensi atau hipersekresi dapat menimbulkan banyak penyakit seperti penyakit Addison, yang disebabkan karena insufisiensi kelenjar adrenal, atau Cushing syndrom yang disebabkan karena hipersekresi kelenjar tersebut.
Kehidupan klien dengan gangguan kelenjar adrenal ini hanya dapat dipertahankan dengan terapi nutrisi, elektrolit serta cairan dan preparat hormon adrenokortikal.
Gangguan dari salah satu kelenjar Anterior Hipofise ini memang jarang terjadi. Tetapi perawat sangat perlu mengetahui gejala – gejala serta penyebab timbulnya penyakit akibat gangguan dari kelenjar adrenal ini. Sehingga perawat dapat melakukan proses keperawatan yang tepat.
Karena meninjau dan menilik kasus penyakit yang disebabkan karena gangguan organ inilah yang kemudian memicu kami untuk menyusun makalah tentang Asuhan Keperawatan pada Gangguan sekresi Kelenjar Adrenal ini.
Kami berharap makalah ini dapat membantu dalam menambah wawasan / teori tentang gangguan yang terjadi pada kelenjar adrenal dan patofisiologinya, serta dapat mengetahui proses keperawatan pada klien dengan gangguan kelenjar tersebut, khususnya bagi mahasiswa keperawatan.


2.      TUJUAN
-          Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulis menyusun makalah ini adalah untuk mendukung kegiatan belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya di mata kuliah “ keperawatan system Endokrin II “ dengan bahan ajar “ Asuhan Keperawatan Hiperadrenokortikal ”.

-          Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa keperawatan tentang  anatomi fisiologi kelenjar adrenal, mengetahui penyakit yang ditimbulkan karena gangguan sekresi kelenjar adrenal, memahami patofisiologi penyakitnya, dan mahasiswa memahami proses keperawatan pada klien dengan gangguan kelenjar adrenal tersebut.

3.      RUMUSAN MASALAH
-          Anatomi fisiologi kelenjar adrenal
-          Kelainan yang terjadi akibat gangguan sekresi kelenjar adrenal
-          Definisi penyakit yang ditimbulkan
-          Patofisiologi penyakit
-          Komplikasi Penyakit
-          Asuhan keperawatan Hiperadrenokortikal.





BAB II
PEMBAHASAN

A.           ANATOMI FISIOLOGI
Korteks Adrenal diperlukan bagi kehidupan. Sekresi adrenokortikal memungkinkan tubuh untuk beradaptasi terhadap segala macam stress. Tanpa korteks adrenal, keadaan stress yang berat dapat mengakibatkan kegagalan sirkulasi perifer, syok dan kematian. Kehidupan hanya dapat dipertahankan dengan terapi nutrisi, elektrolit serta cairan dan preparat hormon adrenokortikal.
Kelenjar Adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla. Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks yang esensial untuk kehidupan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5 - 9 gram.
Fungsi kelenjar suprarenalis terdiri dari :
-          Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam
-           Mengatur atau mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein
-           Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid.
Kelenjar suprarenalis ini terbagi atas 2 bagian, yaitu :
a.        Medula Adrenal
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari system saraf otonom. Stimulasi serabut saraf simpatik pra ganglion yang berjalan langsung ke dalam sel-sel pada medulla adrenal aka menyebabkan pelepasan hormon katekolamin yaitu epinephrine dan norepinephrine. Katekolamin mengatur lintasan metabolic untuk meningkatkan katabolisme bahan bakar yang tersimpan sehingga kebutuhan kalori dari sumber-sumber endogen terpenuhi.
Efek utama pelepasan epinephrine terlihat ketika seseorang dalam persiapan untuk memenuhi suatu tantangan ( Respon Fight or Fligh ).
Katekolamin juga menyebabkan pelepasan asam-asam lemak bebas, meningkatkan kecepatan metabolic basal ( BMR ) dan menaikkan kadar glukosa darah.
b.   Korteks Adrenal
Korteks adrenal tersusun dari zona yaitu zona glomerulosa, zona fasikulata dan zona retikularis. Korteks adrenal menghasilkan hormon steroid yang terdiri dari 3 kelompok hormon :
ü  Glukokortikoid
Hormon ini memiliki pengaruh yang penting terhadap metabolisme glukosa ; peningkatan hidrokortison akan meningkatan kadar glukosa darah. Glukokortikoiddisekresikan dari korteks adrenal sebagai reaksi terhadap pelepasan ACTH dari lobus anterior hipofisis. Penurunan sekresi ACTH akan mengurangi pelepasan glukokortikoid dari korteks adrenal.
Glukokortikoid sering digunakan untuk menghambat respon inflamasi pada cedera jaringan dan menekan manifestasi alergi. Efek samping glukokortikoid mencakup kemungkinan timbulnya diabetes militus, osteoporosis, ulkus peptikum, peningkatan pemecahan protein yang mengakibatkan atrofi otot serta kesembuhan luka yang buruk dan redistribusi lemak tubuh. Dalam keadaan berlebih glukokortikoid merupakan katabolisme protein, memecah protei menjadi karbohidrat dan menyebabkan keseimbangan nitrogen negatif.
ü  Mineralokortikoid
Mineralokortikoid pada dasarnya bekerja pada tubulus renal dan epitelgastro intestinal untuk meningkatkan absorpsi ion natrium dalam proses pertukaran untuk mengeksresikan ion kalium atau hydrogen. Sekresi aldesteron hanya sedikit dipengaruhi ACTH. Hormon ini terutama disekresikan sebagai respon terhadap adanya angiotensin II dalam aliran darah. Kenaikan kadar aldesteron menyebabkan peningkatan reabsorpsi natrium oleh ginjal dan traktus gastro intestinal yang cederung memulihkan tekanan darah untuk kembali normal. Pelepasan aldesteron juga ditingkatkan oleh hiperglikemia. Aldesteron merupakan hormon primer untuk mengatuk keseimbangan natrim jangka panjang.
ü  Hormon-hormon seksAdrenal (Androgen )
Androgen dihasilkan oleh korteks adrenal, serta sekresinya didalam glandula adrenalis dirangsang ACTH, mungkin dengan sinergisme gonadotropin. Kelompok hormon androgen ini memberikan efek yang serupa dengan efek hormon seks pria. Kelenjar adrenal dapat pula mensekresikan sejumlah kecil estrogen atau hormon seks wanita. Sekresi androgen adrenal dikendalikan oleh ACTH. Apabila disekresikan secara berlebihan, maskulinisasi dapat terjadi seperti terlihat pada kelainan bawaan defisiensi enzim tertentu. Keadaan ini disebut Sindrom Adreno Genital.
Sel-sel korteks adrenal dapat menyintesis kolestrol dan juga mengambilnya dari sirkulasi. Kolestrol diubah menjadi 5 - Pregnenolon yang merupakan bahan dasar semua kortikosteroid. Banyak steroid telah diisolasi dari korteks adrenal tetapi ada 3 yang paling penting :
·    Kortisol ( hidrokortison )
Kortisol merupakan glukokortikoid utama di dalam plasma. Sekitar 5 % yang aktif dan bersirkulasi dalam keadaan bebas, sisanya terikat ke B - globulin yang relative spesifik ( BCG, transkortin ), dan sedikit yang terikat ke albumin. Konsentrasi yang terikat globulin di dalam plasma, yaitu yg diikat transkortin dan kortisol total, ditingkatkan oleh estrogen endogen dan eksogen terutama kehamilan dan kontraseptif hormonal.
Terdapat variasi sirkadian yg jelas, nilai rujukan untuk kortisol plasma pd tengah malam adalah 50 - 280 mol / l dari pada 09:00 adalah 200-700 mol / l. Glukokortikoid diekskresikan ke dalam urina, terutama dalam bentuk tereduksi dikonjugasi dengan asam glukuronat.
Disekresi setiap hari, umumnya berasal dari zona fasikulata ( lapisan tengah ) dan zona retikularis ( lapisan dalam ).
·    Dehidro epi androsteron ( DHEA )
Disekresi oleh lapisan yang sama dan kira-kira dalam jumlah yang sama dengan kortisol.
·    Aldesteron
Disekresi oleh zona glomerulosa (lapisa luar) yang juga memproduksi beberapa jenis kortikosteroid lain dan sedikit testosteron dan estrogen.

*        Pengontrolan Sekresi Kortikosteroid
Sekresi kortisol diatur oleh 3 sistem yang bekerja secara serempak :
a.   Penglepasan kortisol berlangsung bergelombang menyebabkan adanya ritme diurnal sekresi kortisol sehingga terjadi kadar plasma maksimal pada jam 06.00 dan menurun sampai kira - kira setengah maksimum pada jam 22.00. Ritme intrinsik ini diatur dari otak yang dicetuskan oleh cahaya melalui hipotalamus oleh ACTH.
b.   Adanya respon terhadap stress mental dan fisis, juga melalui kortikotropin releasing factor dan ACTH.
c.   Adanya mekanisme umpan balik dengan pengaturan sekresi ACTH oleh kortisol ( dan oleh glukokortikoid sintetik ). Sedangkan produk steroid lain dari korteks adrenal tidak mempunyai efek ini.

B.       DEFINISI
                        Hiperfungsi adrenokortikal adalah Sekresi hormone korteks adrenalis yg berlebihan biasanya berasal dari hyperplasia atau tumor korteks adrenalis dan  sekunder terhadap peningkatan sekresi ACTH.
                        Peningkatan ACTH ( hormon hipofise ) pada serum akan menyebabkan hiperfungsi kelenjar adrenal sehingga terjadi hipersekresi hormon-hormon adrenal maka penyebabnya disebut sekunder. Disebut penyebab primer bila penyebabnya ada pada kelenjar adrenal sendiri. Disebut tertier bila penyebabnya diluar kedua penyebab diatas. Misalnya, pengunaan obat-obatan yang dapat merangsang ACTH atau merangsang sekresi hormon adrenal. Untuk pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologi berbagai kelainan endokrin, ada dua hal utama yang harus dipahami dengan baik. Efek dari setiap hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin terhadap jaringan endokrin dan terhadap jaringan atau organ sasarannya. Fungsi organ / jaringan sasaran dari setiap hormon.

C.      KLASIFIKASI
1.   ACTH - dependen
Sindroma  Cushing  tipe  ACTH -dependen-sindroma  ACTH  ektopik  dan  sindroma  Cushing yang  ditandai   oleh  hipersekresi  ACTH  kronis ,  yang menyebabkan  hiperplasia  zona fasikulata  dan  retikularis  sehingga meningkatkan sekresi adrenokortikal seperti kortisol dan androgen. 
2.   ACTH-independen
Sindroma  Cushing  tipe  ACTH -independen  ialah  disebabkan  oleh adenoma  atau karsinoma  adrenokortikal  yang  secara  otonom  mensekresi  glukokortikoid;  pada  kasus  ini,  terjadinya  kortisol  yang  berlebihan  akan mensupresi sekresi ACTH dari hipofisis.
A.  Penyakit  Cushing  : Merupakan  tipe  sindroma  Cushing  yang  paling sering  ditemukan  dan  berjumlah   kira-kira  70%  dari  kasus  yang  dilaporkan. Penyakit Cushing  lebih  sering pada wanita dari  pada pria  (ra sio wanita; pria kira-kira 8:1) dan umur saat diagnosis biasanya antara 20 dan 40 tahun.
B.  Hipersekresi  ACTH  Ektopik :  Kelainan  ini  berjumlah  sekitar   15% dari  seluruh  kasus  sindroma  Cushing.  Sekresi  ACTH  ektopik  paling  sering terjadi  akibat  karsinoma  small  cell  di  paru -paru;  tumor  ini menjadi  penyebab pada  50%  kasus  sindroma  tersebut. Hipersekresi ACTH  ektopik diperkirakan terjadi pada 0,5-2% pasien dengan tumor ini. 
C.  Tumor -tumor  Adrenal  Primer  :  Tumor-tumor  primer  adrenal, menyebabkan 17-19% kasus-kasus sindroma Cushing; adenoma dan karsinoma terjadi dalam jumlah jumlah kurang lebih sama dengan dewasa. 
D. Sindroma Cushing pada Masa Kanak-kanak: Karsinoma adrenal merupakan  penyebab  yang  paling  sering  dijumpai  (51  %),  adenoma   adrenal terdapat sebanyak 14%. Tumor-tumor ini lebih terjadi pada usia 1 dan 8 tahun. 
D.      ETIOLOGI
1.  Penyakit  Cushing  :  sel-kortikotrof  yang  timbul  spontan  dari  adenoma hipofisis  merupakan  penyebab  primer  dan  akibat  dari  hiperplasia  ACTH  serta hiperkortisolisme  menyebabkan  timbulnya  abnormalitas-abnormalitas  endokrin yang khas serta disfungsi hipotalamus. 
 2.  Sindroma  ACTH  Ektopik  :  Sindroma  ini  timbul  bila  terdapat  tumor-tumor  non  hipofisis  yang  mensintesis  dan  mensekresi  ACTH  yang  aktif  secara biologis  dalam  jumlah  berlebihan.  Peptida-peptida-LPH  dan  P-endorfin  yang berkaitan  juga  disintesis  dan disekresi,  sebagai  fragmen-fragmen  ACTH  yang inaktif.  Produksi  CRH  juga  tel ah  diper lihatkan  pada  tumor  ektopik  yang mensekresi  ACTH,  tapi  apakah  CRH  memainkan  peranan  dalam  patogenesis masih belum jelas. Sindroma ACTH ektopik  terjadi terutama hanya pada sejumlah kecil  tumor dengan  jenis-jenis  tertentu, karsinoma  small  cell  pada  paru   paru menjadi penyebab pada 50% kasus. 
3.  Tumor-tumor  Adrenal  :  Adenoma-adenoma  dan  karsinoma -karsinoma adrenal  yang  memproduksi  glukokortikoid  timbul   secara  spontan.  Tumor -tumor ini  tidak  dipengaruhi  oleh  hipotalamus-hipofisis  dan  secara  otonom  mensekresi steroid-steroid  adrenokortikal.  Yang  lebih  jarang,  timbul  karsinoma -karsinoma adrenal  akibat  adanya  hipersekresi ACTH  yang  berlangsung  kronis  pada  pasien-pasien  penyakit  CuShing  dan  hiperplasia  nodular  adrenal  ataupun  hiperplasia adrenal kongenital.
Tumor-tumor Penyebab Sindroma ACTH Ektopik
·         Karsinoma small cell di paru-paru (sekitar 50% kasus) 
·         Tumor-tumor sel pulau-pulau pankreas
·         Tumor-tumor karsinoid (paru-paru, timus, usus, pankreas, ovarium)
·         Karsinoma modular firoid
·         Feokromositoma dan tumor-tumor yang berkaitan

E.       PATOFISIOLOGI
1. Penyakit  Cushing  :  Pada-penyakit  Cushing,  hipersersekresi  ACTH berlangsung secara episodik dan acak serta menyebabkan hipersekresi kortisol dan tidak  terdapat  irama  sirkadian  yang  normal.  Inhibisi  umpan-balik  ACTH  (yang disekresi dari adenoma  hipofisis) oleh kadar glukokortikoid  yang  fisiologis  tidak ada;  jadi,  hipersekresi  ACTH  terus  menetap  walaupun  terdapat   peningkatan sekresi  kortisol  dan  menyebabkan  berlebihan  glukokortikoid  kronis.  Sekresi ACTH  dan  kortisol  yang  berlangsung  episodik  menyebabkan  kadarnya  tidak menentu  di  dalam  plasma;  yang  suatu  saat  dapat  berada  dalam  batas  normal. Tetapi, hasil pemeriksaan kecepatan produksi kortisol; kortisol  bebas dalam urin atau kadar kortisol secara multipel yang diambil dari contoh darah di waktu-waktu tertentu  selama  24  jam  memastikan  adanya  hipersekresi  kortisol. Sebagai tambahan,  karena  tidak  adanya  variabilitas  diurnal,  kadar  ACTH  dan  kortisol dalam  plasma  tetap  meninggi  sepanjang  hari.  Keseluruhan  peningkatan  sekresi glukokortikoid  ini menyebabkan  terjadinya manifestasi-manifestasi sindroma Cushing; tetapi, biasanya sekresi ACTH dan LPH tidak cukup meningkat sehingga dapat menyebabkan hiperpigmentasi
a.  Abnormalitas  sekresi  ACTH-  Walaupun  terdapat  hipersekresi  ACTH , respons  terhadap  stres  tidak  ada,  stimulasi-stimulasi  seperti  hipoglikemia  atau tindakan pembedahan gagal untuk meningkatkan sekresi ACTH dan kortisol lebih lanjut. Hal  ini mungkin  disebabkan  oleh  adanya  supresi  fungsi  hipotalamus  dan sekresi  CRH  oleh  hiperkortisolisme,  yang  menyebabkan  hilangnya  kontrol  hipotalamus pada sekresi ACTH
b.  Efek  kortisol  yang  berlebihan-  Kortisol  yang  berlebihan  tidak  hanya menghambat  fungsi  hipotalamus  dan  hipofisis  yang  normal,  mem pengaruhi pelepasan  ACTH,  tirotropin,  GH  dan  gonadotropin,  tetapi  juga  mempengaruhi semua sistim akibat efek sistemik glukokortikoid yang berlebihan .
c. Androgen yang berlebihan- Sekresi androgen oleh adrenal juga meningkat pada  penyakit Cushing  dan  derajat  berlebihnya  androgen  paralel  dengan ACTH serta  kortisol.  Jadi  kadar  DHEA  sulfat  dan  androstenedion  dalam  plasma meningkat dalam tingkat sedang pada penyakit Cushing; konversi perifer hormon-hormon  ini  menjadi  testosteron  dan  dihidrotestosteron  menyebabkan  kelebihan androgen. Pada wanita hal ini menyebabkan hirsutisme, akne dan amenorea. Pada pria  pasien  penyakit  Cushing,  supresi  LH  oleh  kortisol  akan  menyebabkan penurunan  sekresi  testosteron oleh  testis,  menyebabkan  menurunnya  libido  dan impotensi.  Peningkatan  sekresi  androgen  adrenal  tidak  cukup  untuk mengkompensasi terjadinya penurunan produksi testosteron gonadal.
2.   Sindroma ACTH Ektopik: Hipersekresi ACTH dan kortisol biasanya lebih banyak  pada  pasien -pasien  kelainan  ini  dibandingkan  pasien - pasien  penyakit Cushing.  Hipersekresi  ACTH  dan   kortisol  terjadi  secara  episodik  acak,  dan kadarnya sering sangat meningkat. 
 3. Tumor-tumor Adrenal :
a.  Sekresi  otonom- Tumor-tumor  primer,  baik  karsinoma  maupun  adenoma, akan  menyebabkan  hipersekresi  kortisol  secara  otonom.  Kadar  ACTH  yang bersirkulasi  dalam  plasma mengalami  supresi, menyebabkan  atrofi  korteks  pada adrenal  yang  tidak  bertumor. Sekresi  episodik  secara  acak, dan  tumor-tumor  ini khas  yaitu  tidak  berespons  terhadap  dilakukannya manipulasi aksis  hipotalamus-hipofisis dengan obat-obat farmakologis seperti deksametason dan metirapon.
b.  Adenoma-adenoma  adrenal -  Sindroma  Cushing  yang  disebabkan adenoma  adrenal  secara  tipikal   menimbulkan  hanya  manifestasi -manifestasi klinis  berupa  glukokortikoid  berlebihan,  karena  biasanya  hanya  mensekresi kortisol.  Jadi,  adanya  androgen  atau  mineralokortikoid  yang berlebihan  harus dipikirkan disebabkan oleh tumor yang berupa karsinoma adrenokortikal.
c. Karsinoma-karsinoma adrenal- Karsinoma adrenal sering menyebabkan hipersekresi  steroid-steroid adrenokortikal multipel dan prekursor-prekursornya. Kortisol  dan  androgen -androgen  adalah  steroid -steroid  yang  paling  sering disekresi  dalam  jumlah  yang  be rlebihan.  Manifestasi -manifestasi  klinis hiperkortisolisme  biasanya  berat  dan  cepat  progresif  pada  pasien -pasien  ini. Pada wanita,  jelas terdapat gambaran androgen yang berlebihan; kadang-kadangdapat  terjadi  virilisasi.  Sering  terjadi  hipertensi  dan  hipokalsemia;  hal  ini penting, paling sering  terjadi; akibat efek mineralokortikoid kortisot, yang  lebih jarang, juga terdapat hipersekresi DOC dan aldosteron.

PATOFISIOLOGI   PATHWAYS
 




















F.   MANIFESTASI KLINIS
1. Obesitas- Merupakan  manifestasi  klinis  yang  paling  sering  dijumpai,  dan penambahan  berat  badan  biasanya  merupakan  gejala  awal.  Keadaan  ini  secara klasik bersifat sentral, terutama mengenai wajah,  leher, badan, dan abdomen, dan bersifat relatif di ekstremitas. Akumulasi  lemak  pada  wajah  menyebabkan  terjadinya  moon  facies  yang khas yang terdapat pada 75% kasus .Akumulasi lemak di sekeliling leher terutama terdapat  pada  jaringan  lemak  supraklavikuler  dan  dorsoservikal,  keadaan  yang terakhir ini menyebabkan "punuk sapi" (buffalo hump).
 Tidak  terdapat  obesitas  pada  sejumlah  kecil  pasien  yang  tidak  mengalami peningkatan berat badan tetapi biasanya pasien-pasien ini mempunyai lemak yang diredistribusikan di daerah sentral serta gambaran wajah yang khas.
2. Perubahan-perubahan pada kulit- Sering  terjadi, dan adanya keadaan  ini harus  dipikirkan  disebabkan  oleh  kortisol  yang  berlebihan.  Atrofi  dan  jaringan ikat  di  bawahnya  menyebabkan  penipisan  (gambaran  kulit  yang  transparan). Mudahnya  terjadi memar akibat trauma kecil  saja  terjadi  pada 40% kasus,  striae terjadi pada 50-70%;  ini khas berupa gambaran penekanan kulit berwarna merah sampai keunguan,  yang  terjadi sekunder akibat hilangnya  jaringan  ikat di  bawah kulit,  leher  (tidak  jarang  selebar  0,5-2  cm)  dibandingkan  striae  putih  dadu  yang dapat  timbul  pada  kehamilan  atau  peningkatan  berat  badan  yang  berlangsung cepat.  Striae-striae  ini  sering  ditemukan  di  abdomen  tetapi  dapat  pula  terjadi  disekitar payudara, pinggul, pantat, paha dan aksila.
Luka-luka  minor  dan  abrasi  mungkin lambat  menyembuh,  dan  luka-luka insisi akibat pembebanan mungkin mengalami pembentukan zat tanduk.   Sering  terdapat  infeksi  jamur mukokutaneus,  termasuk  tinea  versikolor, pada kuku (onikomikosis) dan kandidiasis oral.
Hiperpigmentasi  kulit  jarang  terjadi  pada  penyakit  Cushing  atau  tumor -tumor adrenal tetapi sering dijumpai pada sindroma ACTH ektopik.
3.  Hirsutisme-  Terjadi  pada  sekitar  80%  pasien-pasien  berjenis  kelamin perempuan  akibat  hipersekresi  androgen-androgen  adrenal.  Hirsutisme  fasial paling  sering  dijumpai,  tetapi  peningkatan  pertumbuhan  rambut  dapat  pula terjadi  di  daerah  abdomen,  payudara,  dada  dan  paha  bagian  atas.  Akne  dan seborea  biasanya  timbul  menyertai  hirsutisme.  Jarang  terjadi  virili sme  kecuali pada karsinoma adrenal, yang timbul dengan frekuensi kurang lebih 20%.
4.  Hipertensi-  Hipertensi  adalah  gambaran  klasik  dari  sindroma  Cushing spontan;  terdapat  pada  kurang  lebih  75%  kasus,  tekanan  darah  diastolik  lebih dari  100  mmHg  pada  lebih  dari 50%  pasien.  Hipertensi  dan  komplikasi-komplikasinya  menjadi  penyebab  utama  dari  angka  morbiditas  dan  mortalitas sindroma Cushing spontan.
5.  Disfungsi  gonad -  Sering  dijumpai  seba gai  akibat  dari  meningkatnya androgen  (pada perempuan) dan kortisol  (pada  laki-laki dan dalam  jumlah  yang lebih kecil pada perempuan). Amenorea  terjadi pada 75% wanita-wanita di usiapremenopause  dan  biasanya  disertai  dengan  adanya  infertilitas. Sering  terdapat penurunan  libido  pada  laki -laki,  dan  sebagian  mengalami  pengurangan  rambut tubuh dan testis melunak.
6.  Gangguan-gangguan  psikologi-  Terjadi  pada  sekitar  sebagian  besar pasien. Gejala-gejala yang ringan mencakup labilitas emosionil dan peningkatan iritabilitas. Anxietas,  depresi,  konsentrasi  yang  buruk  serta  ingatan  yang  buruk juga  dapat  timbul.  Sering  terjadi  euforia,  kadang -kadang  timbul  manifestasi euforia  pada  pasien. Pada  sebagian  besar  pasien  timbul  gangguan  tidur,  berupa insomnia atau terbangun di dini hari.
Kelainan-kelainan  psikologis  yang  berat   terjadi  pada  sebagian  kecil  pasien mencakup  depresi  yang  berat,  psikosis  disertai  dengan  waham-waham  atau halusinasi  dan  paranoia.  Sebag ian  pasien  mempunyai  keinginan  melakukan bunuh diri.
7.  Kelemahan otot- Terjadi pada sekitar 60% kasus, sering terjadi di bagian proksimal dan biasanya paling prominen pada ekstremitas bagian bawah.
8.  Osteoporosis -  Terdapat  pada  kebanyakan  pasien;  nyeri  di  bagian belakang  tubuh  merupa kan  keluhan  awal  pada  58%  kasus.  Fraktur-fraktur patologis  terjadi  pada  kasus -kasus  yang  berat,  terjadi pada  iga-iga  dan korpus vertebra.  Fraktur  kompresi  di  tulang  belakang  terlihat  pada  pemeriksaan radiologis pada 16-22%.
9.  Batu  ginjal -  Batu  ginjal  yang  terjadi  akibat  hiperkalsiuria  yang disebabkan  oleh  glukokortikoid  terjadi  pada  sekitar  15%  pasien,  kolik  ginjal kadang-kadang  timbul  sebagai  keluhan yang  menyebabkan  pasien  datang  ke dokter.
10.  Haus  dan  poliuri -  Sekunder  akibat  adanya  hiperglikemia  berat  dan diabetes  melitus  terjadi  pada   sekitar  10%  pasien,  lebih  sering  dijumpai intoleransi  glukosa  yang  asimt omatik.  Jarang  terjadi  ketoasi dosis  diabetik,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar