Selasa, 30 Agustus 2011

APN 60 LANGKAH


I
MELIHAT TANDA DAN GEJALA II


1.   Mengamati Tanda dan Gejala Pesalinan Kala II
·   Ibu mempunyai keinginan untuk mengeran
·   Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan atau vaginanya.
·   Perineum menonjol
·   Vulva-vagina dan sfingter anal membuka

II
MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


2.   Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan. Memarahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.


3.   Mengenakan laju penutup atau celemek plastik yang bersih


4.   Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.


5.   Memakai sarung tangan disifeksi tingkat tinggi. Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.


6.   Menghisap oksitosi 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkannya kembali di partus set/wadah desinteksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik.

III
MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK


7.   Memberisihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika rambut vagina, perineum atau anus terkontraminasi oleh kotoran Ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi, lihat langkah 9).


8.   Dengan menggunakan tekhnik aseptic, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan servik sudah lengkap.
·   Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap lakukan amniotomi.


9.   Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas).


10.     Memeriksa Denyut Jantung Janis (DJJ), setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100 – 180 kali/menit)
·   Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
·   Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada nartograf

IV.
MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES PIMPINAN MENERAN


11.     Memberitahu Ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik membantu Ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
·   Menunggu hingga Ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkn pemantauan kesehatan dan kenyamanan Ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.
·   Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada Ibu saat Ibu saat Ibu mulai meneran.


12.     Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi Ibu untuk meneran. (Pada saat ada his. Bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).


13.     Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran:
·   Membinting Ibu untuk meneran saat Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
·   Mendukung dan memberi semangat atas usaha Ibu untuk meneran
·   Membantu Ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya (tidak meminta Ibu untuk berbaring terlentang).
·   Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat kepada Ibu.
·   Menganjurkan asupan cairan peroral.
·   Menilai DJJ setiap lima menit.
·   Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk Ibu multipara, merujuk segera.

V.
PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN


14.     Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan handuk bersih diatas perut Ibu untuk mengeringkan bayi.
15.     Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian bawah bokong Ibu.
16.     Membuka partus set
17.     Memakai sarungtangan DTT atau steril pada kedua tangan.



VI.
MENOLONG KELAHIRA BAYI

Lahirnya Kepala


18.     Saat kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala klua perlahan-lahan atau bernapas cepat pada saat kepala lahir.
·   Jika ada mekoneum dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi setelah kepala lahir menggunakan penghisap lender Dee lee DTT atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.


19.     Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih.


20.     Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi.
·   Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
·   Jika tali pusat melilit leher janin dengan erat, mengklemnya dikedua tempat dan memotongnya.


21.     Menunggu hinga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

Lahirnya Bahu


22.     Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempelkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan Ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah keluar hingga bahu anterior muncul dibwah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.

Lahirnya Badan dan Tungkai


23.     Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan melai kepala bayi yang berada dibagian bawah kearah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan tangan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
24.     Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyanggah saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

VII.
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


25.     Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi diatas perut Ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).


26.     Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian pusat.


27.     Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah Ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (kearah Ibu.


28.     Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut.


29.     Mengganti handuk yang basah dan mnyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.


30.     Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika Ibu menghendakinya.

VII
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


31.     meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.


32.     Memberitahu kepada Ibu bahwa dia akan disuntik.


33.     Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas Ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

Peregangan Tali Pusat Terkendali


34.     Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.


35.     Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut Ibu, tepat diatas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan satu tangan yang lain.


36.     Menunggu uterus berkontrasi dan kemudian melakukan peregangan kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang inversion uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, menghentikan peregangan tali pusat menunggu hingga kontraksi berikutnya mulai.
·   Jika uterus tidak berkontraksi, meminta Ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan putting susu.

Mengeluarkan Plasenta


37.     Setelah plasenta terlepas, meminta Ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
·   Jika tali pusat bertambah panjang, pidahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dan vulva.
·   Jika plasenta tidak terlepas setelah melakukan peregangan tali pusat selama 15 menit.
v  Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
v  Menilai kandung kemih dan mengketeterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptic jika perlu.
v  Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
v  Mengulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
v  Merujuk Ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.


38.     Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua tangan dam dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
·   Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan DTT atau steril dan memeriksa vagina dan serviks Ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forceps DTT atau seteril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.

Pemijatan Uterus


39.     Setelah segera plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan massage uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan massage dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

IX
MENILAI PERDARAHAN


40.     Memeriksa kedua sisi plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan massage uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan plasenta ke dalam kantong plastic atau tempat khusus.
·   Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan massage selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.


41.     Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

X
MELAKUKAN PROSEDURE PASKA PERSALINAN


42.     Menilai ulang menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik. Mengevaluasi perdarahan pervaginam


43.     Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air desinfksi tingkat tinggi dan mengiringkannya dengan kain yang bersih dan kering.


44.     Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.


45.     Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali pusat yang berseberangan dengan simpul mati yang pertama.


46.     Melepaskan klem bedah dan meletakkannya di dalam larutan klorin 0,5%.


47.     Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya bersih dan kering.


48.     menganjurkan Ibu untuk memulai pemberian ASI



Evaluasi


49.     Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam:
·   2 – 3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
·   Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
·   Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
·   Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai untuk penatalaksanan atonia uteri.
·   Jika ditemukan adanya laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anastesi local dan menggunakan tekhnik yang sesuai.


50.     Mengajar kepada Ibu/keluarga bagaimana melakukan massage uterus dan memeriksa kontraksi uterus.


51.     Mengevaluasi kehilangan darah.


52.     Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
·   Memeriksa temperatur tubuh Ibu sekali seiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan.
·   Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.


53.     Menempatkan semua peralaan di dalam larutan klorin 0,5% untuk mendekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi.


54.     Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.


55.     membersihkan Ibu dengan menggunakan air desinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu Ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.


56.     Memastikan bahwa Ibu nyaman. Membantu Ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan minuman dan makanan yang diinginkannya.


57.     mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan menggunakan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.


58.     Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam klorin 0,5%. Membaliknya bagian dalam kelaur dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.


59.     Mencuci kedua tangan di bawah air mengalir.

Dokumentasi


60.     Melengkapi partograf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar