Selasa, 30 Agustus 2011

askep gangguan penglihatan


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah warga usia lanjut di Indonesia yang semakin banyak agaknya tidak terbendung lagi seiringnya usia harapan hidup. Diproyeksikan populasi orang usia lanjut pada tahun 1990-2025 akan naik 414 % suatau angka tertinggi didunia berbagai masalah fisik, psikologi dan sosial akan muncul pada usia lanjut sebagai akibat dari proses menua dan atau penyakit degeneratif yang muncul seiring dengan menuanya seseorang.
Tentu tidak mudah untuk membedakan apakah masalah yang muncul merupakan akibat proses menua atau akibat dari penyakit kronik degeneratif yang diderita sejalan dengan berjalan usia seseorang. Keadaan ini dapat mengakibatkan masalah-masalah yang muncul pada seorang usia lanjut menjadi tidak terkelola dangan baik karena dianggap suatu proses terjadi akibat penuaan atau sebaliknya. Justru ditangani secara berlebihan. Padahal merupakan masalah yang muncul akibat proses menua.
Secara umum proses menua didefenisikan sebagai perubahan yang dikaitkan dengan waktu, akibat universal, intrinsik, progresif dan detrimental. Keadaan tersebut dapat berkurang kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan dan untuk dapat bertahan hidup. Proses menua antar individu dan antar organ tubuh tidaklah sama proses menua amat dipengaruhi oleh penyakit-penyakit degeneratif, kondisi lingkungan serta gaya hidup. Berbagai pihak menyadari bahwa warga usia lanjut Indonesia yang semangkin bertambah akan membawa pengaruh besar dalam pengelolaan masalah kesehatan. Pengaruh besar tidak saja dari segi kuantitas namun juga kualitas, baik kualitas pelayanan kesehatan. Warga usia lanjut tetap sehat dan mengupayakan agar deteksi dini dapat dilakukan dengan baik merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan dan kualitas terhadap usia lanjut.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakuai bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi pada lansia. Proses menua sudah mulai berlangsung setiap seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya pada otot, pengindaraan baik itu indra penglihatan, penciuman, perabaan, pendengaran dan pengecapan.
Maka dari pada itu, kelompok sangat tertarik untuk membahas yang terkait dengan masalah-masalah yang terjadi pada usia lanjut. Khususnya gangguan pengindraan yang dialami oleh usia lanjut.

B.     Ruang Lingkup
Luasnya tingkat permasalahan kesehatan yang terjadi kelompok kami membatasi hanya pada asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan indra.
C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah komunitas adalah sebagai berikut:
1.      Tujuan Umum
Memperoleh suatu gambaran tentang asuahan keperawatan pada lansia sehat dengan gangguan indra.
2.      Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi anatomi fisiologi pengindraan.
b. Mengetahui gangguan sistem pengindraan yang terjadi pada lansia
c. Mengetahui diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada lansia dengan gangguan indra







BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Anatomi fisiologi pengindraan
1.      Mata
mata adalah organ sensori yang menstranmisikan rangsang memalui saraf pada otak ke lobus oksipital, dimana rasa penglihatan ini diterima.
a.       mata eksternal
1)      Kelopak mata adalah lipatan-lipatan kulit denga pelekatan otot yang memungkinkannya untuk bergerak. Kelopak mata melindungi bola mata yang berkedip secara reflektif dan menggerakan cairan yang melumasi diatas permukaan mata.
2)      Fisura palpebra adalah lubang diantara kelopak mata bagian atas dan bagian bawah. Bulu mata pada tepi kelopak mencegah objek dari udara masuk kemata. Intropion dimana kelopak mata terlipat kedalam sehingga bulu mata menggesek mata menyebabkan abrasi kornea. Ektropion dimana kelopak mata terbalik keluar, mencegah penutupan, dan menyebabkan kemerahan dan kongesti bola mata.
3)       Alis mata
Terletak secara transpersal diatas kedua mata sepanjang puncak orbital superior tulang tengkorak. Rambut pendek dan tebal ini mencegah keringat masuk kemata. sesuai proses penuaan alis berubah kelabu.
4)       Konjugtiva
Suatu yang tipis, transparan dan mensekresi mucus, terbagi dalah dua bagian : konjungtiva palpebra yang membatasi permukaan interior dari masing-masing kelopak mata dan tampak merah muda berkilauan hingga merah dan konjungtiva bulbaris yang membatasi permukaan anterior bola mata sampai tembus dan tampak jelas. Sesuai dengan proses penuaan, konjungtivca menipis dan bewarna kakuningan.


5)      Apratus Lakrimalis
Terdiri dari kelenjar lakrimalis, duktus dan pungta lakrmalis. Kelnjar lakrimalis terletak pada bagian superolateral pada orbit dan dipersarafi oleh saraf kranialis VII ( fasialis ). Kelenjar ini yang melembabkan konjungtiva dan kornea
b.      Mata internal
1)      Sklera
Sclera atau bagian putih mata tersusun atas jaringan-jaringa elastis dan kolagen yang memberi bentuk dan melindungi struktur-struktur bagian dalam dari bola mata. Beberapa lansia dapat terjadi bintik-bintik coklat pada sklera.
2)      Lensa
Lensa memisahkan bola mata dalam dua rongga ; ruang anterior dan posterior. Ruang anterior terlatak didepan iris dan dibelakang kornea. Ruang posterior diantara iris dan lensa. Glokoma suatu penyakit mata yang sering kali berhubungan dengan proses penuaan.
3)      Iris
Iris adalah piringan bulat dan berpigmen dikelilingi oleh serat otot polos. Kontraksi serat otot ini mengatur diameter pupil, lubang ditengah iris. Sesuai dengan proses penuaan pulpil menurun dalam ukuran dan kemampuannya untuk kontraksi pada respon dan cahaya akomodasi.
4)      Retina
Retina adalah lapisan mata paling dalam dimana bayangan diproyeksikan. Struktur retina tampak dengan optalmokopis meliputi piringan optic atau saraf utama pada saraf optic. Saraf optic : pembuluh-pembuluh darah retina yang timbulm dari piringan optic : macula, dimana penglihatan pusat dan persepsi warna dikonsentrasikan dan latara belakang retina jingga kemerahan itu sendiri.
c.       otot-otot ekstraokuler
gerakan-gerakan bola mata dikontrol oleh enam otot ektrinsik : otot rektusuporior, inferior, radial, dan median dan otot-otot obliqsuperior dan inferior. Mata bergerak dalam arah yang sama karena otot pada satu mata bekerja dengan otot yang berhubungan dengan mata yang lainnya. Otot mata dipersarafi oleh tiga saraf cranial, saraf inferior dan otot oblique superior dan inferior. Saraf troklear ( SK IV ) mempersarafi otot oblique superior dan otot abdusen ( SK VI ) mempersarafi otot rektus lateral.

B.     MASALAH SENSORI PADA LANSIA
a.       Mata atau penglihatan
Mata merupakan bagian yang vital dalam kehidupan untuk pemenuhan hidup sehari-hari, terkadang perubahan yang terjadi pada mata dan telinga dapat menurunkan kemampuan beraktifitas. Para lansia yang memilih masalh mata dan telinga menyebabkan orang tersebut mengalami isolasi sosial dan penurunan perawatan diri sendiri.
1.      Mata normal
Mata merupakan organ penglihatan, bagian-bagian mata terdiri dari sklera, koroid dan retina. Sklera merupakan bagian mata yang terluar yang terlihat berwarna putih, kornea adalah lanjutan dari sklera yang berbentuk transparan yang ada didepan bola mata, cahaya akan masuk melewati bola mata tersebutsedangkan koroid merupakan bagian tengah dari bola mata yang merupakan pembuluh darah. Dilapisan ketiga merupakan retina, cahaya yang masuk dalm retina akan diputuskan leh retina dengan bantuan aqneous humor,lensa dan vitous humor. Aqueous humor merupakan cairan yang melapisi bagian luar mata, lensa merupakan bagian transparan yang elastis yang berfungsi untuk akomodasi.
2.      Hubungan usia dengan mata
Kornea, lensa, iris, aquous humormvitrous humor akan mengalami perubahan seiring bertambahnya usia., karena bagian utama yang mengalami perubahan / penurunan sensifitas yang bisa menyebabkan lensa pada mata, produksi aquous humor juga mengalami penurunan tetapi tidak terlalu terpengaruh terhadap keseimbangan dan tekanan intra okuler lensa umum. Bertambahnya usia akan mempengaruhi fungsi organ pada mata seseorang yang berusia 60 tahun, fungsi kerja pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa atau muda, penurunan tersebut meliputi ukuran-ukuran pupil dan kemampuan melihat dari jarak jauh. Proses akomodasi merupakan kemampuan untuk melihat benda-bend dari jarak dekat maupun jauh. Akomodasi merupakan hasil koordianasi atas ciliary body dan otot-otot ins, apabial sesorang mengalami penurunan daya akomodasi makaorang tersebut disebut presbiopi.
5 masalah yang muncul ada lansia :
1.      Penurunan kemampuan penglihatan
2.      ARMD ( agp- relaed macular degeneration )
3.      Glaucoma
4.       Katarak
5.      Entropion dan ekstropion
1)      Penurunan kemampuan penglihatan
Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah progesifitas dan pupil kekunningan pada lensa mata, menurunnya vitous humor, perubahan ini dapat mengakibatkan berbagai masalah pada usia lanjut seperti : mata kabur, hubungan aktifitas sosial, dan penampialan ADL, pada lansia yang berusia lebih dari 60 tahun lensa mata akan semakin keruh, beberapa orang tidak mengalami atau jarang mengalami penurunan penglihatan seirinng dengan bertambahnya usia.
2)      ARMD ( Age- related macular degeneration )
ARMD terjadi pad usia 50-65 tahun dibeberapa kasus ini mengalami peningkatan makula berada dibelakang lensa sedangkan makula sendiri berfungsi untuk ketajaman penglihatan dan penglihatan warna, kerusakan makula akan menyebabkan sesorang mengalami gangguan pemusatna penglihatan.
Tanda dan gejala ARMD meliputi : penglihatan samara-samar dan kadang-kadang menyebabkan pencitraan yang salah. Benda yang dilihat tidak sesuai dengan kenyataan, saat melihat benda ukuran kecil maka akan terlihat lebih kecil dan garis lurus akan terlihat bengkok atau bahkan tidak teratur. Pada dasarnya orang yang ARMD akan mengalami gangguan pemusatan penglihatan, peningkatan sensifitas terhadap cahaya yang menyilaukan, cahaya redup dan warna yang tidak mencolok. Dalam kondisi yang parah dia akan kehilangan penglihatan secara total. Pendiagnosaan dilakukan oleh ahli oftomologi dengan bantuan berupa test intravena fluorerensi angiografy.
Treatment
Beberapa kasus dalam ARMD dapat dilakukan dengan tembok laser (apabila akondisi tidak terlalu parah) pelaksanaan dalam keperawatan adalah membantu aktifitas sehari-harinya, membantu perawatan diri dan memberikan pendidikan tentang ARMD.
3)      Glaukoma
Glaukoma dapat terjadi pada semua usia tapi resiko tinggi pada lansia usia 60 tahun keatas, kerusakan akibat glaukoma sering tidak bisa diobati namun dengan medikasi dan pembedahan mampu mengurangi kerusakan pada mata akibat glaukoma. Glaukoma terjadi apabila ada peningkatan tekanan intra okuler ( IOP ) pada kebanyakan orang disebabkan oleh oleh peningkatan tekanan sebagai akibat adanya hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan bola mata (cairan jernih berisi O2, gula dan nutrisi), selain itu disebabkan kurang aliran darah kedaerah vital jaringan nervous optikus, adanya kelemahan srtuktur dari syaraf.
Populasi yang berbeda cenderung untuk menderita tipe glaukoma yang berbeda pula pada suhu Afrika dan Asia lebih tinggi resikonnya di bandinng orang kulit putih, glaukoma merupakan penyebab pertama kebutuhan di Asia.



Tipe glaukoma ada 3 yaitu :
a.       Primary open angle Gloueoma (glaukoma sudut terbuka)
b.      Normal tenion glukoma (glaucoma bertekanan normal)
c.       Angel clousure gloukoma (Glaukoma sudut tertutup)
a.       Primary open angel gloukoma
Tipe ini merupakan yang paling umum terjadi terutama lansia usia > 50 tahun. Penyebabnya adalah peningkatan tekanan di dalam bola mata yang berfungsi secara perlahan, rata-rata tekanan normal bola mata adalah 14- 16 mmHg. Tekanan 20mmHg masih dianggap normal namun bila lebih dari 22 diperkirakan menderita glaukoma dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Tekanan bola mata yang meningkat dapat membahayakan dan menghacurkan sel-sel mata. Setelah terjadi kehancuran sel-sel tersebut maka munculah bintik-bintik yang akan lapang pandang bintik ini dimulai dari tepi atau daerah yang lebih luar dari satu lapang pandangan. Tidak ada gejala yang nyata dengan glaukoma sudut terbuka, sehingga susah untuk didiagnosa. Penderita tidak merasakan adanya nyeri dan sering tidak disadari.
b.      Normal tention glukoma
Glukoma bertekanan normal adaalh suatu keadaan dimana terjadi kerusakan yang progesif pada syaraf optikus dan kehilangan lapang pandangan meskipun tekanan bola mata normal. Tipe glaukoma ini diperkirakan ada hubunganya (meski kecil) dengan kurangnya sel syaraf optikus yang membawa impuls ke retina menuju otak. Glukoma bertekanan normal ini sering terjadi pada orang yang mempunyai riwayat penyakit pembuluh darah, kebanyakan pada orang jepang atau wanita.
c.       Angel closure glaucoma
Sudut antara iris dan kornea adalah menyempit, adanya gangguan pada cairan bola mata, peningkatan tekanan boala mata sangat cepat karena saluran cairan bola mata terhambat, tanda-tandanya muncul secara tiba-tiba dan penanganan secara cepat dibutuhkan untuk kerusakan mata secara permanen.
Diliteratur lain disebutkan bahwatipe glaukoma selain di atas antara lain pigmentary glukoma, congenitak glukoma, secondary glaukoma. Secara umum tanda dan gejala yang muncul pada open gloukoma adalah sulit untuk diidentifikasi, kejadiannya berjalan sangat lambat, kehilangan sudut pandang dari tepi, penurunan kemampuan penglihatan. Sedangkan pada class gloukoma adalah munculsecara tiba-tiba adanya nyeri pada mata, sudut mata menyempit, mata memerah, kabur, neusea, vomite atau brodykardia bisa terjadi karena adanaya nyeri pada mata.
Treatment
Ketika tanda dan gejala sudah muncul segera lakukan pemeriksaan alatnya berupa tanometer ) Penangananya berupa :
·         Tetes mata : cara ini merupakan cara umum dan sering dan harus dilakukan, sebagian klien dapat mendaptkan respon yang bagus dari obat namun beberapa juga tidak ada respon pemberian obat harus sesuai dengan tipe glaukoma.
·         Bedah laser : ( trabukulopasty) ini dilakuka jika obat tetes mata tidak menghentikan glaukoma. Walaupun sudah dilaser obat harus diberikan
·         Pembedahan (trabekulectomy) sebuah saluran dibuat untuk memungkinkan caira keluar, tindkan ini dapat menyelamatkan sisa penglihtan yang ada.



·         Obat yang diperlukan :
a.       Pilocarpine atau timololmalat
Yaitu untuk mencegah keparahan glaukoma dan menurunkan produk cairan yang yang menyebabkan gangguan pulmo dan detak jantung menurun. Betaxolol ( betotik ) direkomendasi bagi klien yang ,enderita asma atau eapisima, pilocarpine menyebabkan miosis ( kontriksi ) pupil tetapi mempu menormalkan tekanan boal mata, obat lain seperti : Brimohidrine, untuk menurinkan aquous humor.
b.      Oral karbonik anhydrase inhibitor seperti acitamolamide (diamox ) yaitu untuk mengurangi cairan., obat ini menyebabkan depresi, fatique latorgy.
4)       Katarak
Katarak adalah tertutupnya lensamata sehingga pencahayaan da fokusing terganggu (retina) katarak terjadi pada semua umur namun yang sering terjadi pada usia > 55 tahun. Tanda dan gejalanya berupa : Bertanbahnya gangguan penglihatan, pada saat membaca / beraktifitas memerlukan pencahayaan yang lebih, kelemahan melihat dimalam hari, penglihatan ganda.
Penanganna yang tepat adalah pembenahan untuk memperbaiki lensa mata yang rusak pembedahan dilakukan bila katarak sudah mengganggu aktifitas namun bila tidak mengganngu tidak perlu dilakukan pembedahan.
5)      Entropi dan eutropi
Entropi dan eutropi terjadi pada lansia, kondisi ini tida menyebabkan gangguan penglihatan namun menyebabkan gangguan kenyamanan. Entropi adalh kelopak mata yang terbuka lebar ini menyebabkan mata memerah entropi terjadikarena adanya kelemahan pada otot konjungtifa.ektropi adalah penyempitan konjungtifa




























ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN

Atas dasar penelitian yang dilakukan WHO penyakit Gangguan Penglihatan pada lansia sangat sering terjadi. Berdasarkan survei yang dilakukan di Amerika pada tahun 2004 sekitar 10-12,5% lansia Amerika mengalami gangguan pada sistem penglihatan hanya saja mereka kurang menyadari penyakit yang mereka rasakan (www.google.co.id)
A.    Pengkajian
1.      Aktivitas / Istirahat :
Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
2.      Makanan / Cairan :
Mual, muntah
3.      Neurosensori :
Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak). Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut). Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda :
Pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.
Peningkatan penyebab katarak mata.
4.      Nyeri / Kenyamanan :
Ketidaknyamanan ringan/mata berair, nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala.
5.      Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin. Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.

B.     Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi
1.      Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan;gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
Tujuan :Penggunaan penglihatan yang optimal
Kriteria Hasil
·         Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan
·         Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.
Intervensi :
1.      Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
2.      Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan
3.      Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak salah dosis
4.      Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh, kurangi kekacauan,atur perabot, perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam.
2.      Ansietas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
Tujuan : Cemas hilang atau berkurang
Kriteria Hasil:
·         Pasien tampak rileks dan melaporkan ansitas menurun sampai tingkat dapat diatasi.
·         Pasien menunjukkan keterampilan pemecahan masalah
·         Pasien menggunakan sumber secara efektif
Intervensi :
1.      Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.
2.      Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan mencegah kehilangan penglihatan tambahan
3.       Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.

3.       Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan ;pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.
Tujuan : Klien mengetahui tentang kondisi,prognosis dan pengobatannya.
Kriteria Hasil:
·         Pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan pengobatan.
·         Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakit
·         Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.
Intervensi :
1.      Diskusikan perlunya mengidentifikasi gelaja/tanda.
2.      Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata.
3.      Izinkan pasien mengulang tindakan.
4.      Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata.
5.      Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan (penurunan nafsu makan, mual/muntah, kelemahan, jantung tak teratur dll).
6.      Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup
7.      Dorong menghindari aktivitas,seperti mengangkat berat/mendorong, menggunakan baju ketat dan sempit.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada hakikatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melewati tiga tahap kehidupan yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran baik secara psikis maupun fisik, kemundurun fisik ditandai dengan kulit mengendor, rambut memutih, penurunan semua fungsi tubuh dan meningkatnya sensitifitas emosional.
B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat maka kelompok mengajukan beberapa saran sebagai pertimbangan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia. Adapun saran-sarannya adalah sebagai berikut:
1.      Untuk meningkatkan usia harapan hidup lansia harus lebih menyadari tentang kesehatan dirinya sendiri.
2.       Perawat dituntut untuk dapat memahami secara umum tentang konsep dasar perawatan gerontik agar dapat terlaksana asuhan keperawatan yang komperhensif dan memiliki kemampuan dalam melaksanakannya.

2 komentar: